Rabu, 31 Desember 2014

Cara Menuju Kampus Gunadarma F4



Bagi kalian anak TI maupun SI Universitas Gunadarma pasti diwajibkan untuk mengikuti kursus dari Gunadarma yang bernama “LEPKOM”. LEPKOM berada di kampus F4 didaerah Cimanggis, Depok.  Saya akan menjelaskan cara menuju kampus F4 dari kampus D depok.

Menggunakan Kendaraan Umum
Dari kampus D naik angkot D11 atau 112, tidak perlu menyeberang jalan raya dahulu. Setelah itu jika kalian naik D11 turun dipasa PAL, kalau naik 112 turun dipertigaan yang mau ke kampung rambutan, cirinya nanti pas dipertigaan ada papan reklame Giant Cimanggis. Setelah turun dari D11/112 kemudian menyeberang jalan dan naik angkot nomor 41. Patokannya nanti kalian akan melewati Giant Cimanggis dulu, setelah itu nanti disebelah kiri ada Indomaret. Jika sudah melihat itu tidak jauh lagi akan sampai di F4. Selain itu, dipinggir jalan didepan pintu masuk ada penanda dengan tulisan F4 berwarna perak, letak F4 juga disebelah kiri. Namun kalian harus jeli melihatnya, karena letaknya yang agak ke dalam sehingga agak sulit menemukannya. Namun kalian harus jeli melihatnya, karena letaknya yang agak ke dalam sehingga agak sulit menemukannya.

Menggunakan Motor atau Mobil
Dari kampus D kalian mengarah ke kampung rambutan sampai menemukan pertigaan yang mau ke arah kampung rambutan. Seharusnya ketika dipertigaan itu langsung belok kanan, namun tidak diperbolehkan sehingga kalian harus memutar didekat pom bensin. Kemudian lurus terus sampai menemukan Giant Cimanggis disebelah kanan jalan. Setelah menemukan Giant kalian masih harus berjalan lurus terus sampai menemukan Indomaret disebelah kiri. Nah tidak jauh dari situ nanti kalian akan menemukan tulisan F4 berwarna perak dipinggir jalan disebelah kiri juga. Namun kalian harus jeli melihatnya, karena letaknya yang agak ke dalam sehingga agak sulit menemukannya.

Jika kalian merasa kesulitan, ada baiknya bertanya kepada satpam Gunadarma ataupun orang-orang sekitar. Karena waktu itu saya juga diberi petunjuk oleh satpam Gunadarma dan juga tukang angkot.

Contoh Dongeng Pendek



Langsung aja, berikut contoh dongeng pendek

Kisah Rumah Tua

            Di sebuah hutan, tinggallah seorang pria paruh baya dengan anak laki-lakinya yang masih kecil bernama Joe. Joe selalu membantu ayahnya mencari makanan di sekitar hutan. Suatu hari ketika sedang mencari makanan, Joe menemukan sebuah rumah. Rumah tersebut cukup besar dan berlantai dua. Namun sayang, kondisinya sangat tidak terawat. Kacanya banyak yang pecah, banyak sarang laba-laba, banyak tanaman liar di sekelilingnya. Joe pun pergi mencari ayahnya untuk memberitahukan tentang rumah yang ditemukannya.
“Ayah, coba tebak tadi aku menemukan sebuah rumah tua di sana!” kata Joe.
“Lalu?” tanya ayahnya.
“Ayo kita pindah rumah ke sana! Rumah kita, kan kecil dan jelek,” kata Joe.
Mendengar ucapan anaknya, sang ayah terdiam sejenak lalu berkata, “Nanti, kalau kau sudah agak besar.”
            Mendengar ucapan ayahnya, Joe merasa senang. Joe tidak sabar untuk segera pindah dari rumah lamanya yang kecil, sempit, dan tidak mempunyai balkon. Joe pun bertekad dia harus makan banyak supaya dia bisa tumbuh lebih cepat. Sang ayah yang melihat tingkah laku anaknya itu hanya tersenyum senang.
“Oh, anakku,” kata ayahnya ketika mereka sedang makan malam.
“Ada apa ayah?” jawab Joe.
“Tahukkah kau tentang kisah rumah tua itu?” tanya sang ayah.
“Apakah itu?” Joe penasaran.
“Banyak yang bilang katanya rumah itu berisi tulang-belulang anak-anak. Sehingga rumah itu berhantu. Ayah mau saja pindah ke sana sejak lama, tapi ayah takut kamu tidak nyaman,” terang sang ayah.
“Tenang saja ayah! Akan kubasmi semua hantu-hantu itu, ayah tidak perlu cemaskan aku!” teriak Joe semangat. Ayahnya hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.
            5 tahun kemudian, rumah kecil milik Joe sudah terlihat tak terawat. Rumput liar tumbuh subur di sekelilingnya. Banyak sarang laba-laba de berbagai sudut rumah. Atapnya pun ada yang bocor. Sementara itu di rumah tua yang Joe temukan, rumput-rumputnya sudah mulai memanjang, kondisi rumah masih sama seperti pertama kali ditemukan. Seorang pria tua duduk di kursi goyang di depan teras rumah sambil menggendong anak bayi perempuan.
“Karena kakak terakhirmu bernama Joe, bagaimana kalau kau kuberi nama Dephie?”

TAMAT

Review Novel No Signature



           Apakah diantara kalian ada yang tahu William Bell? Jika iya, berarti kalian harus membaca novel yang satu ini. Novel yang berjudul No Signature ini sebenarnya novel jadul yang kebetulan saya temukan di perpustakaan sekolah. Saya kurang tahu apakah ada versi terjemahannya atau tidak, karena saya mendapatkan yang berbahasa inggris yang asalnya dari perpustakaan JIS (entah bagaimana bisa sampai ke sekolah saya).
            Novel ini menceritakan tentang remaja laki-laki sekolah menengah yang bernama ‘Whick’ Chandler. ‘Whick’ bukanlah nama aslinya, dia mendapatkan nama ‘Whick’ dari teman-temannya karena dulu dia berbadan kurus tak berbentuk (ceking). Masalah itu akhirnya dapat teratasi setelah datangnya murid pindahan bernama ‘Hawk’ yang mengajaknya ikut gulat.
            ‘Whick’ suka sekali mengingat masa lalu. Pada awal cerita kita akan diajak melihat masa lalunya. Dulu sewaktu dia kecil,  dia akan bangun pagi-pagi untuk menyalakan mesin pembuat kopi. Selagi menunggu ayahnya bangun, ‘Whick’ bermain dengan permainan yang bisa dirakit (semacam lego) berbagai macam rupa atau mungkin menggambar. Ayahnya bilang ‘Whick’ mirip dengannya. ‘Whick’ kecil sangat mengagumi ayahnya sampai-sampai menganggapnya sebagai pahlawan.
            Suatu hari, seperti biasa ‘Whick’ selalu menunggu kepulangan ayahanya. Tetapi hari itu ayahnya tidak pulang ke rumah bahkan hari-hari esoknya pun tetap begitu. Ketika dia pergi melihat meja kerja ayahnya, tidak ada apapun di sana. Semuanya bersih.
            Tidak lama setelah kejadian itu, setiap seminggu sekali ‘Whick’ mendapat sebuah surat aneh. Surat itu berisi alamat rumah ‘Whick’, sebuah foto disuatu tempat, dan stempel ‘DAD’. Tidak ada tulisan di dalamnya, bahkan tidak ada tanda tangan. Setelah sekian lama mendapat surat aneh tersebut. ‘Whick’ merasa marah, mengapa ayahnya pergi begitu saja? mengapa ayahnya meninggalkannya tanpa sebab? Akhirnya dia membuang semua mainan dan alat lukisnya. Dia tidak mau seperti ayahnya. Dia bahkan merobek-robek surat aneh yang selama ini dia simpan di kotak sepatu NIKE miliknya. Dia berkata pada ibunya bahwa dia merasa senang kalau ayahnya sudah tidak ada di rumah lagi.
            Kembali ke masa awal, ‘Whick’ kembali membuka surat-surat aneh tersebut untuk mencari keberadaan ayahnya. Satu alasan bagi ‘Whick’ mengapa dia harus mencari ayahnya: untuk mengetahui alasan mengapa dia pergi tanpa sebab.
            Novel ini ditulis dengan menggunakan sudut pandang pertama pelaku utama, yaitu ‘Whick’ sendiri. Menurut saya, permasalahan yang diangkat dalam novel ini sangatlah out of box. Kalian bisa merasakan sendiri kejutan apa yang diberikan oleh William Bell pada novel yang jika dilihat dari sampul bukunya terkesan misteri ini.
Sumber: http://www.collectionscanada.gc.ca/read-up-on-it/015020-7006-f.html

Review Anime Haikyu!


Sumber: http://anibee.tv/news/id/fashion-lifestyle/3827/sneakers-sekolah-karasuno-dari-manga-haikyu-siap-dirilis

Bagi kalian yang menyukai anime dan olahraga volly sekaligus, maka kalian harus menonton anime Haikyu!!. Anime ini bercerita tentang seorang pelajar SMU bernama Hinata Shoyo yang walaupun pendek tetapi ingin menjadi spiker setelah melihat pertandingan Little Giant di TV. Tetapi ketika SMP, sekolahnya tidak mempunyai anggota Volly pria kecuali dirinya. Sehingga mau tidak mau ia harus berlatih sendiri. Akhirnya saat kelas 3 SMP dia bisa bertanding untuk pertama kalinya dibantu oleh pemain dari klub lain. Tetapi dia langsung kalah dipertandingan pertamanya oleh “King of the Court” (Raja Lapangan), Kageyama Tobio. Hinata pun berjanji akan mengalahkan Kageyama diwaktu yang akan datang.
Salah satu perbedaan yang mencolok antara Haikyu!! dengan anime olahraga lainnya adalah tidak adanya penjelasan atau komentar bersambung. Misalnya disuatu pertandingan terdapat teknik baru yang tidak dimengerti oleh A. A bertanya kepada B yang masih satu tim dengannya. B pun menjelaskan, kemudian dilanjutkan oleh tim lain yaitu si C yang berada diseberang lapangan kemudian dilanjutkan lagi oleh D yang berada di tim lainnya lagi yang duduknya terpisah jauh dari mereka semua. Dan penjelasan itu ditutup oleh si E yang berada ditoko milik bibinya yang sedang menonton pertandingan tersebut. Jika tidak mengerti silahkan untuk menonton anime Eyeshield 21, Kuroko no Basuke, atau baca manga H2.
Pada salah satu episode di Haikyu!! terdapat quote “The (vollyball) player is not a soloist, but a member of an orchestra.  When the player begins to think ‘I’m Special’, (that player) is finished.” yang artinya: Permainan volly bukanlah per individu melainkan sebuah kesatuan seperti orkestra. Ketika salah seorang pemain berpikir ‘akulah yang terbaik’, maka tamatlah riwayat permainan si pemain itu. Yang kemudian quote tersebut merujuk kepada Kageyama Tobio.
Pada anime ini kita bisa mengambil semangat Hinata Shoyo yang tidak mengenal kata menyerah untuk bisa menguasai hal yang disukainya. Sedangkan pada diri Kageyama Tobio kita tidak boleh merasa diri kita yang paling hebat. Karena seperti kata pepatah "Diatas langit mash ada langit". Dan masih banyak lagi nilai-nilai positif dalam anime ini. 

Sumber: https://triptychalessandro.wordpress.com/2014/04/21/haikyu-episode-1-recap-the-end-the-beginning/

Sabtu, 27 Desember 2014

Fanfiction Bentuk Naskah Drama



Biasanya orang membuat Fanfiction dengan model tulisan seperti cerpen atau novel. Namun kali ini saya akan membuat sebuah Fanfiction dengan model naskah drama bergenre humor (garing). Fanfiction yang saya buat ini mengambil tokoh-tokoh yang ada pada anime Hetalia, yang kesemuanya adalah nama-nama negara yang dijadikan orang(?). Tidak ada maksud untuk menjatuhkan suatu negara tertentu, karena cerita ini hanyalah fiksi belaka.

Warning: Bagi yang tau anime Hetalia, semua karakter pada naskah drama ini sangat OOC (Out Of Character).

Pertengkaran Pertama

 Pada zaman dahulu kala, ada sebuah desa yang damai dan tentram. Tetapi, semua itu berubah sejak Serbia ceroboh. Hanya Jerman lah yang dapat memperburuk keadaan.

Suatu ketika di kediaman Austria, terdengar berita yang sangat menggamparkan desa.
Austria    : (Mondar-mandir) (mencak-mencak) “Oh no! Anak ayamku mati diinjak Serbia! Kurang ajar!” (nada tinggi)
Jerman   : “Apa?! Anak ayammu diinjak Serbia? Ini tidak bisa dibiarkan! Kamu harus bertindak, tidak boleh diam. Kamu harus balas dendam!”
Austria    : “Tapi bagaimana? Aku takut.”
Jerman   : “Tenang saja, aku akan membantumu. Sebut namaku dan aku kan datang.”

Setelah itu, Austria pun bertengkar dengan Serbia. Tetapi, Rusia malah ikut-ikutan.

Austria    : “Ngapain kamu ikut-ikut?! Kan aku sama Serbia yang lagi berantem!” (bertolak pinggang)
Rusia      : “Siapa suruh lawan teman aku. Kamu melawan Serbia berarti lawan aku juga!”
Austria    : “Awas kamu! Besok aku akan membalas semua perbuatan kalian!” (memasang tampang ingin menangis)
Rusia      : “Oke, kita tunggu dilapangan deket kelurahan jam 4 sore.” (tertawa jahat)

Austria pun pulang ke kediamannya. Karena merasa kekuatannya tidak seimbang, akhirnya Austria menelepon Jerman.

Jerman   : “Halo? Siapa disana?”
Austria    : “Ini Austria, bantuin aku dong! Rusia bala banget nih!”
Jerman   : “Aku mesti ngapain?”
Austria    : “Ya berantem bareng aku lah! Apa lagi?!”
Jerman   : “Ketemuan dimana?”
Austria    : “Lapangan deket kelurahan ya, jam 4 sore.”
Jerman   : “Oke, jangan ngaret ya!”

Sementara itu, Rusia menggantikan Serbia untuk melawan Austria. Dan tibalah hari penghancuran lapangan dimulai.

Rusia      : (Angkuh) (sombong) “Mana nih si Austria! Lama banget.”
Austria    : (Lari tergopoh-gopoh) “Kau sudah datang  rupanya! Rasakan ini, hyaaaah!” (pasang kuda-kuda sambil mengeluarkan katapel)
Rusia      : “Apa?! Hanya segitu?! Dasae cemen! Terima balasanku! Canon ball!!”
Autria     : (Nafas tersengal-sengal) “Tidak, dia kuat sekali!  Jerman, bantu aku!!”
Prancis   : (Memandang dari kejauhan) “Lagi pada ngapain tuh? Ah gak penting! Biarin aja ah!” (melanjutkan perjalanan)
Jerman   : (Menepuk pundak Austria) “Aku punya senjata ampuh! Pedang Light Cyber!!” (sambil menarik pedang dari pinggangnya)

Lalu terjadilah pertarungan yang sengit antara Jerman dengan Rusia. Tetapi, karena tidak begitu mahir menggunakan pedang, yang terkena imbasnya bukanlah Rusia. Melainkan....

Prancis   : “Kurang ajar! Salah aku apa?! Ikut campur juga enggak, cari ribut?!” (sambil menggulung lengan baju)
Rusia      : “Tau tuh, si Jerman! Lagi caper tuh!” (sambil menunjuk Jerman) “Kamu gabung sama aku aja! Gak bakal nyesel kok!”
Prancis   : “Baiklah, kita ke rumahku sekarang. Kita susun rencana untuk mengalahkan mereka berdua!”
Jerman   : “Bilang aja takut. Gih sana pulang hush hush.” (melakukan gerakan mengusir) “Ah sudah maghrib! Kata bunda,  aku harus pulang.” (bisik-bisik) “Soalnya banyak hantunya.” (berlari menjauh dan sedikit berteriak) “Dadah Austria  besok lagi ya!!!” (melambaikan tangan)
Autria     : (Diam ditempat memasang muka bingung) (berjalan pulang ke rumah)

Keesokan harinya, ditempat yang sama, pada jam yang sama. Secara kebetulan mereka sampai bersamaan. Tetapi, sepertinya Prancis lupa dengan janjinya.

Jerman   : Jadi kamu sendirian doang? Katanya mau lawan kita. Dasar cemen!”
Rusia      : (Panik) (bisik-bisik) “Bagaimana ini? Apa jangan-jangan Prancis lupa?”

Dengan tampang polos, Prancis pun tiba dilokasi.

Prancis   : “Maaf ya Rus, aku harus mandi dulu, makan, gosok gigi, dan tidur siang demi menajaga kecantikanku.” (dengan gaya centil)
Jerman   : “Halah banyak omong kamu! Terima ini, serangan kilat!” (menendang pasir)
Prancis   : (Menutup kedua matanya dengan tangannya) “Tidak!! Mata indahku sudah ternodai! Terima ini! Canon ballI!”
Austria    : “Tidak! Mereka sangat kuat! Bagaimana ini?” (panik)

Tiba-tiba pedagang lewat.

Austria    : (Menunjuk ke pedagang) “Hei! Apa itu?”
Rusia      : “Sepertinya itu pedagang mainan.
Jerman   : “Ayo kita ambil!” (berlari ke arah pedagang)
Prancis   : (Mengambil tongkat sihir) “Bang yang ini satu.”
Austria    : “Yang ini satu ya!” (mengambil Canon ball)
Amerika : “Bocah pada kagak bayar. Satronin juga nih ke rumahnya.”

Kembali perang pun berlanjut.

Austria    : “Rasakan Canon ball yang baru aku pinjam beserta ketapel!” (menyerang Rusia)
Rusia      : “Akh! Tidak aku kena! Bagaimana ini?!
Prancis   : “Tidak apa-apa! Kita pakai ini.” (mengeluarkan rompi) “Rompi anti peluru!” (memakai rompi)
Jerman   : “Sial! Mereka punya rompi anti peluru!”
Prancis   : “Sekarang giliranku! Kiss bye maut!: (melakukan gerakan kiss bye)
Austria    : (Kaget) “Senjata kita meleleh!”
Jerman   : “Tenang, kita masih punya senjata! Pedang light cyber!!” (mengibaskan pedangnya ke rompi)
Rusia      : (panik) “No!! Rompi kita rusak! Kita tidak punya senjata lain!” (tiba-tiba teringat) “Oh ya, pakai kiss bye mu saja, Prancis!”
Prancis   : “Tidak bisa. Itu hanya sekali pakai.”
Rusia      : (Panik) “Terus kita gimana!? Masa kalah? (menggigit kuku)

Lalu Prancis dan Rusia pun berpikir.

Jerman   : “Akhirnya mereka kalah juga! Dengan begini, kita bisa meminta ganti rugi dengan mereka.”
Austria    : (Bangga) “Untung ada kamu! Kalau enggak, mungkin aku yang bakal kalah.” (menepuk-nepuk punggung Jerman)
Rusia      : “Cepat lakukan! Kalau tidak, kita akan menanggung malu!”
Prancis   : (Menggoyang-goyangkan tongkat sambil membaca mantra) “Santo Rita Mita Maeda Ringo Jonah Tito Marlon Jack La Toya Janet Michael Dumbledora the Explora!” (menunjukkan tongkatnya ke arah Jerman dan Austria)

Secara tiba-tiba, senjata milik Austria dan Jerman berpindah tangan ke Rusia dan Prancis.

Austria    : “Kenapa bisa begini!?”
Jerman   : “Kalian curang!!”
Prancis   : “Dengan begini kau harus mengganti rugi kepada kami! Hahaha!”
Rusia      : “Kalian juga harus membersihkan sisa-sisa lapangan bekas pertarungan kita!”
Jerman   : (Berbisik) “Nanti akan ku balas kalian!” (mengepalkan tangan)

Dengan begitu, berakhirlah sudah pertengkaran pertama mereka.

TAMAT