Drama satu babak adalah drama yang dilakukan pada satu
tempat/babak/latar. Berikut adalah contoh dari drama satu babak.
Kehilangan Kalung
Siang hari sepulang sekolah, Bintoro, Tyas, dan Dewi
masih berada di didalam kelas. Mereka sedang mengerjakan tugas kelompok untuk
besok. Tiba-tiba datang Lulu ke dalam kelas sambil mengangis tersedu-sedu.
Lulu :
(Mengambil tempat duduk dibarisan depan) “Hu hu hu.”
Bintoro, Tyas, Dewi :
(Menghampiri meja Lulu)
Tyas : “Lulu,
kamu kenapa nangis?”
Lulu :
(Terisak) “Kalung ibuku hilang.”
Dewi : “Terus
kenapa kamu nangis? Kan yang hilang kalung ibu kamu.” (heran)
Lulu : “Tadi
kan aku bawa kalungnya ke sekolah, terus pas jam istirahat, kalungnya sudah
hilang!”
Bintoro :
“Siapa suruh bawa kalung orang.”
Lulu :
(Sewot) “Ih! Kan kalungnya buat drama tadi!”
Tyas : “Kamu
udah nyari di tas belum? Mungkin nyelip.”
Lulu : “Udah.
Berkali-kali malah.” (memasang muka memelas)
Dewi : “Di
kolong meja?”
Lulu :
“Udah.”
Bintoro :
“Di kolong meja yang lainnya?”
Lulu : “Udah
juga. Emang kalian gak lihat aku keliling-keliling meriksa semua kolong meja?”
Bintoro, Tyas, Dewi :
(Menggeleng)
Lulu : (Menutup wajahnya dengan kedua tangannya)
“Kalau begini nanti aku gak bakal dikasih uang jajan!”
Dewi : “Ibu kamu lebay amat sampai uang jajan dipotong segala.” (heran)
Lulu : “Soalnya itu kalung emas asli.”
Bintoro, Tyas, Dewi :
(Serempak) “Oh.”
Bintoro :
“Jangan-jangan ulahnya si Eli lagi!” (mengacungkan jari telunjuknya)
Dewi : “Bener juga, si Eli kan maling kelas
kita!”
Tyas : “Hei, gak boleh kayak gitu.”
Bintoro : “Tapi kan, kenyataannya begitu!”
Dewi : “Baru seminggu yang lalu dia ketahuan
mencuri hp-nya si Sabrina.”
Tyas : “Tapi ka dia sudah buat perjanjian sama
sekolah, ya kali gak kapok-kapok juga.”
Bintoro : “Mungkin aja Ty.”
Tyas : “Lu, coba kamu ingat-ingat. Kalau gak
salah kalung ibu kamu kan kamu kasih pinjam ke teman-teman. Mungkin kamu lupa
mintanya?”
Lulu : (Mencoba mengingat-ingat) “Hmm, tadi yang
minjam itu si Gabriel, Merry, Latinka, Haikal, Naomi, sama si Bintoro”
Dewi : “Yang terakhir pinjam siapa?”
Lulu :
“Antara Bintoro sama Naomi. Aku lupa.”
Dewi : “Toro, kalungnya udah kamu balikin belum?
Kalu udah biar kita telepon Naomi.”
Bintoro : “Udah lah! Emangnya aku Eli apa?”
(Sewot)
Tyas : “Coba aku telepon Naomi dulu, ya!”
(menelepon Naomi)
Dewi : “Gimana Ty?”
Tyas : (Memutus sambungan telepon) “Katanya dia
udah balikin tuh ke Lulu.”
Bintoro : “Berarti benar yang mengambil
kalung ibu kamu tuh si Eli!”
Tyas : “Hush! Jangan asal nuduh begitu.”
Dewi : “Tadi kalungnya kamu tinggal di kelas
gak?”
Lulu : “Aku bawa terus kok. Kenapa?
Dewi : “Enggak, tadi pas istirahat aku lihat si Eli
duduk ditempat duduk kamu. Takutnya dia ngambil kalung ibu kamu pas istirahat
tadi.”
Bintoro : (Bingung) “Kalau kamu bawa terus
kalungnya, kenapa bisa hilang?”
Lulu : “Aku juga gak tahu. Tiba-tiba udah
hilang.” (mulai putus asa)
Tiba-tiba hp Tyas berbunyi.
Dewi : “Kenapa Ty? Disuruh pulang ya?”
Tyas : (Membaca SMS) “Ini dari Naomi. Katanya:
yang terakhir pinjam itu Bintoro, coba tanyain ke dia deh.”
Bintoro : “Kan tadi udah balikin.”
Hp Tyas berbunyi
kembali.
Tyas : (Membaca SMS) “Dari Naomi juga, katanya:
pas istirahat aku lihat dia megang kalungnya Lulu. Mungkin dia lupa balikin.”
Lulu : “Tapi kata Bintoro tadi udah dia balikin.
Aduh! Gimana nih?” (mulai panik)
Bintoro : (Tiba-tiba teringat sesuatu)
“Kayanya aku tahu deh dimana kalung ibu kamu itu.” (merogoh tas-nya kemudian
memberikan sebuah kalung ke Lulu)
Lulu : (Memekik senang) “Ini kalung ibu aku!”
Tyas : “Yee si Bintoro, bikin orang susah aja!”
Dewi : “Tau tuh!”
Bintoro : (Nyengir) “Maaf ya, gak sengaja
masuk tas kok! Sumpah!”
Lulu : “Hampir aja aku gak dapat uang jajan
gara-gara kamu!”
Setelah itu, Tyas, Dewi, Bintoro, dan Lulu membereskan
barang-barang mereka, kemudian pulang ke rumah masing-masing. Dan yang paling
terlihat senang tentu Lulu karena uang jajannya tidak akan dipotong.
TAMAT
Thx atas naskahnya 😉
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus