A.
Analisis
Pendapatan Nasional dengan Perekonomian Tertutup Sederhana Dua Sektor
Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia harus mempunyai
penghasilan. Setiap penghasilan yang diterima oleh seseorang merupakan
pendapatan bagi orang tersebut. Pendapatan dari orang perorang dari suatu
negara akan dihitung dalam pendapatan nasional.
Namun, tidak semua pendapatan yang diterima seseorang dihitung sebagai
pendapatan nasional. Seorang pelukis membuat suatu lukisan dan menjualnya
kepada orang lain.Pelukis tersebut memperoleh pendapatan dari hasil penjualan
produk yang dihasilkannya. Maka pendapatan pelukis ini dihitung dalam
pendapatan nasional.Beberapa tahun kemudian,apabila lukisan tersebut dijual
oleh orang yang membeli lukisan dari pelukis,maka hasil penjualan itu menjadi
pendapatan baginya.Akan tetapi,pendapatan
itu tidak dihitung dalam pendapatan nasional,karena tidak ada produksi barang
atau jasa yang dihasilkan.
B.
Model
Analasis dengan Variabel Investasi dan Tabungan
Konsumsi
adalah bagian pendapatan yang dibelanjakan untuk kebutuhan konsumsi. Tabungan
adalah bagian pendapatan yang tidak dikomsumsi.Jadi,besarnya pendapatan akan
sama dengan besarnya konsumsi ditambah dengan tabungan (Y = C + S ).Fungsi
konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara sifat
konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dan pendapatan nasional (atau
pendapatan disposable) perekonomian tersebut.
Fungsi tabungan adalah suatu kurva yang
menggambarkan sifat hubungan di antara tingkat tabungan rumah tangga dalam
perekonomiandan pendapatan nasional (atau pendapatan disposable)
perekonomian tersebut.Jadi,baik dalam hukum psikologi konsumsi dari Keynes
dikemukakan,Setiap pertambahan pendapatan akan menyebabkan pertambahan konsumsi
dan pertambahan tabungan (saving).Apabila fungsi konsumsi dan fungsi
tabungan ditulis dalam notasi fungsi, bentuk umumnya seperti berikut.
Fungsi konsumsi dan fungsi tabungan merupakan garis lurus,dan ini
disebabkan nilai MPC dan MPS tetap. Seterusnya kecondongan fungsi konsumsi
adalah kurang dari 45 dan selalu memotong garis 45.Sifat ini disebabkan MPC
lebih kecil dari satu.
Jumlah
pendapatan yang digunakan untuk konsumsi, antara lain, tergantung pada hal
berikut.
1.
Besarnya
pendapatan rumah tangga setelah dikurangi pajak penghasilan dan
potongan-potongan.
2.
Komposisi
rumah tangga (jumlah dan umur anggota rumah tangga).
3.
Tuntutan
lingkungan.
Sedangkan jumlah pendapatan yang ditabung tergantung pada
hal berikut.
1.
Jumlah
pendapatan yang diterima dan besarnya bagian yang akan dikeluarkan untuk
konsumsi.
2.
Jumlah
pendapatan yang ingin disimpan untuk tujuan berjaga-jaga dan menghadapi keadaan
mendadak di waktu yang akan dating.
3.
Tingkat
bunga. Bila tingkat bunga bank naik, orang cenderung mengurangi bagian
pendapatan untuk tujuan konsumsi dan meningkatkan tabungan atau investasi.
C.
Angka
Pengganda
Multiplier
atau angka pengganda membarikan gambaran tentang intensitas hubungan kasual
antara sebuah variable tertentu dengan pendapatan nasional. Apabila angka
pengganda tersebut menunjukkan angka yang tinggi, maka ini berarti bahwa
perusahaan yang terjadi pada variable tersebut akan besar pengaruhnya terhadap
tingkat pendapatan nasional, begitu pula sebaliknya.
Dalam perkonomian
tertutup deengan adanya tindakan fiscal, kita mengenal 5 macam angka pangganda
plus 1 angka pengganda konsumsi, apabila kita menginginkannya. Ke-6
angkapengganda tersebut adalah:
1.
Angka
Pengganda Investasi
Apabila investasi dibawah dari sebesar
I pertahun menjadi sebesar ( I + ∆I ) pertahun, akan mengakibatkan pendapatan
nasional equilibrium berubah dari semula Y pertahun menjadi sebesar ( Y + ∆Y )
pertahun
2.
Angka
Pengganda Konsumsi
Angka pengganda konsumsi yang dapat
kita persoalkan disini yaitu multiplier daripada nilai ‘Co’ sajalah yang dapat
kita jumpai hubungannya yang tetap dengan perubahan tingkat pendapatan nasional
equilibrium yang diakibatkan oleh adanya perubahan nilai ‘Co’ tersebut,
sedangkan hubungan antara perubahan nilai ‘b’ dengan perubahan pendapatan
nasional yang diakibatkan sifatnya tidak pasti, sebab sangat tergantung krpada
besarnya jumlah pengeluaran konsumsi pada tingkat pendapatan sebesar nol (Co),
besarnya invesatasi, besarnya konsumsi pemerintah, besarnya transfer pemerintah
dan besarnya pajak.
3.
Angka
Pengganda Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
Oleh karena ‘government expenditure’ biasa juga disebuut ‘goverment purchase’ maka angka pengganda pengeluaran biasa juga
disebut ‘goverment purchase mulitiplier’.
4.
Angka
Pengganda Pajak
Angka pengganda pajak mempunyai tanda
negatif dengan negatifnya angka pengganda pajak berarti bertambahnya jumlah
pajak yang dipungut oleh pemerintah akan mengakibatkan menurunnya tingkat
pendapatan nasional equilibrium begitu pula sebaliknya.
Negatifnya angka pengganda pajak dapat
kita uraikan sebagai berikut:
-
Tx
naik -> Yd turun ( pada tingkat pendapatan nasional yang sama) -> C turun
-> Y turun
-
Tx
turun -> Yd naik (pada tingkat pendapatan nasional yang sama) -> C naik
-> Y naik diikuti oleh pengeluaran konsumsi, demikian seterusnya saampai
dicapai pendapatan nasional equilibrium yang baru.
5.
Angka Pengganda Anggaran Belanja yang Seimbang
Dengan pertimbangan-pertimbangan
tertentu, dalam memperbesar pengeluaran onsumsi pemerintah, pemerintah mungkin
perlu menggunakan cara membelanjai tambahan ‘goverment expenditure’ tersebut dengan memperbesar hasil pungutan
pajak.
Angka pengganda anggaran belanja yang
seimbang besarnya lebih dari nol, ini mempunyai arti bahwa bertambahnya
pengeluaran konsumsi pemerintah yang dibarengi bertambahnya pajak dengan jumlah
yang sama akan mengakibatkan, meningkatnya tingkat pendapatan nasional, begitu
pula sebaliknya.
6.
Kebijakan Fiskal
Dengan cara memperbesar atau
memperkecil jumlah pengeluaran konsumsi pemerintah, jumlah transfer pemerintah,
jumlah pajak atau kombinasi dari ketiganya, pemerintah dapat mempengaruhi tingkat
kesempatan kerja (tingkat employment) dan tingkat pendapatan nasional. Tingkat
pendapatan nasional yang biasa dianggap sebagai tingkat pendapatan nasional
yang ideal bagi suatu perekonomian adalah tingkat pendapatan pada tingkat full employment. Apabila dalam
perekonomian terjadi ‘deflasionary gap’
pemerintah pada umumnya mengusahakan meningkatkan pendapatan nasional.
D.
Hubungan
Antara Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi dan Pengangguran
·
Pertumbuhan
Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah proses
dimana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan nasional
riil. Jadi perekonomian dikatakan tumbuh atau berkembang bila terjadi
pertumbuhan outputriil. Definisi pertumbuhan ekonomi yang lain adalah bahwa
pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada kenaikan output perkapita. Pertumbuhan
ekonomi menggambarkan kenaikan taraf hidup diukur dengan output riil per orang.
1.
Teori
dan Model Pertumbuhan Ekonomi
-
Teori
Inovasi Schum Peter
Pada teori ini menekankan pada faktor inovasi enterpreneur sebagai motor
penggerak pertumbuhan ekonomi kapitalilstik.Dinamika persaingan akan mendorong
hal ini.
-
Model
Pertumbuhan Harrot-Domar
Menekankan konsep tingkat pertumbuhan natural.Selain kuantitas faktor produksi
tenaga kerja diperhitungkan juga kenaikan efisiensi karena pendidikan dan latihan.Model ini dapat menentukan berapa
besarnya tabungan atau investasi yang diperlukan untuk memelihara tingkat laju
pertumbuhan ekonomi natural yaitu angka laju pertumbuhan ekonomi natural
dikalikan dengan nisbah kapital-output.
-
Model
Input-Output Leontief.
Merupakan gambaran menyeluruh tentang aliran dan hubungan antar industri.
Dengan menggunakan tabel ini maka perencanaan pertumbuhan ekonomi dapat
dilakukan secara konsisten karena dapat diketahui gambaran hubungan aliran
input-output antarindustri. Hubungan tersebut diukur dengan koefisien
input-output dan dalam jangka pendek/menengah dianggap konstan tak berubah .
-
Model
Pertumbuhan Lewis
Merupakan model yang khusus menerangkan kasus negara sedang berkembang banyak
(padat) penduduknya. Tekanannya adalah pada perpindahan kelebihan penduduk
disektor pertanian ke sektor modern kapitalis industri yang dibiayai dari
surplus keuntungan.
2.
Strategi
Pertumbuhan Ekonomi
Untuk lebih meningkatkan peluang
pertumbuhan ekonomi Indonesia kedepan, Tim Ekonomi Bank Dunia menyarankan
antara lain beberapa langkah sebagai berikut:
-
Pertama,
merefomasi peraturan yang memberi keluwesan lebih besar bagi pengusaha dalam
penempatan dan penghentian tenaga kerja.
-
Kedua,
penyempurnaan dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional.
-
Ketiga,
menyempurnakan kebijaksanaan subsidi BBM, yang saat ini masih sangat regresif.
-
Keempat,
menciptakan fiscal space dan
meningkatkan efisiensi penggunaannya.
·
Pengangguran
Pengangguran adalah orang yang masuk
dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan
belum mendapatkannya. Orang yang tidak sedang mencari kerja contohnya seperti
ibu rumah tangga, siswa sekolan smp, sma, mahasiswa perguruan tinggi, dan lain
sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan.
Pengangguran atau tuna karya adalah
istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja,
bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang
berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena
jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah
lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi
masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan
pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya
kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya. Tingkat pengangguran dapat
dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan
kerja yang dinyatakan dalam persen.
1.
Jenis
Pengangguran
Berdasarkan Jam Kerja Berdasarkan jam
kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam :
-
Pengangguran
Terselubung (Disguised Unemployment)
adalah Tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan
tertentu.
-
Setengah
Menganggur (Under Unemployment)
adalah Tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan
pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja
yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
-
Pengangguran
Terbuka (Open Unemployment) adalah
Tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis
ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha
secara maksimal.
Berdasarkan Penyebab Terjadinya Berdasarkan penyebab terjadinya,
pengangguran dikelompokkan menjadi 7 macam :
-
Pengangguran
Friksional (Frictional Unemployment)
adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala
waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran
pekerja penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi
persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu
perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia
yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.
-
Pengangguran Konjungtural (Cycle Unemployment)
adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya)
kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.
-
Pengangguran Struktural (Structural Unemployment) adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan
struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Pengangguran
struktural bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti :
a. Akibat permintaan berkurang
b. Akibat kemajuan dan penggunaan
teknologi
c. Akibat kebijakan pemerintah
-
Pengangguran
Musiman (Seasonal Unemployment)
adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek
yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yang
menanti musim tanam, pedagang durian yang menanti musim durian.
-
Pengangguran
Siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus
ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.
-
Pengangguran
Teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian
tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin.
-
Pengangguran
Siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan
perekonomian karena terjadi resesi. Pengangguran Siklus disebabkan oleh
kurangnya permintaan masyarakat (aggrerate
demand).
2.
Penyebab
Terjadinya Pengangguran
Pengangguran umumnya disebabkan
karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan
yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam
perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan
masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan
masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung
dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang
dinyatakan dalam persen.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan
penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya
tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga
dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan
keluarganya.
·
Inflasi
Secara umum Inflasi adalah suatu
gejala naiknya harga secara terus-menerus (berkelanjutan) terhadap sejumlah
barang. Kenaikan yang sifatnya sementara tidak dikatakan inflasi dan kenaikan
harga terhadap satu jenis komoditi juga tidak dikatakan inflasi.
1.
Penggolongan
Jenis Inflasi
Penggolongan pertama didasarkan pada
parah atau tidaknya inflasi tersebut. Membedakan beberapa macam inflasi yaitu :
-
Inflasi
Merayap (inflasi yang terjadi sekitar 2-3 persen per tahun)
-
Inflasi
Sederhana (inflasi yang terjadi sekitar 5-8 persen per tahun)
-
Hiperinflasi
(inflasi yang tingkatnya sangat tinggi yang menyebabkan tingkat harga menjadi
dua kali lipat atau lebih dalam tempo satu tahun.
Dilihat dari tingkat keparahannya, inflasi dapat dipilah
dalam tiga kategori :
-
Inflasi
Sedang (Moderate Inflation) yaitu
inflasi yang ditandai dengan harga-harga yang meningkat secara lambat, dan
tidak terlalu menimbulkan distorsi pada pendapatan dan harga relatif.
-
Inflasi
Ganas (Galloping Inflation) yaitu
inflasi yang mencapai antara dua atau tiga digit seperti 20, 100 atau 200
persen per tahun dan dapat menimbulkan gangguan-gangguan serius dalam
perekonomian.
-
Hyperinflasi
(Hyperinflation) yaitu tingkat
inflasi yang sangat parah, bisa mencapai ribuan bahkan milyar persen per tahun,
merupakan jenis yang mematikan.
Jenis-jenis Inflasi dilihat dari faktor-faktor penyebab
timbulnya Inflasi tersebut
-
Inflasi
tarikan permintaan inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya kenaikan
permintaan agregat (AD) yang terlalu besar atau pesat dibandingkan dengan
penawaran atau produksi agregat.
-
Inflasi
dorongan biaya inflasi yang terjadi sebagai akibat adanya kenaikan biaya
produksi yang pesat dibandingkan dengan produktivitas dan efisiensi perusahaan.
-
Inflasi
struktural inflasi yang terjadi akibat dari berbagai kendala atau kekakuan
struktural yang menyebabkan penawaran menjadi tidak responsif terhadap
permintaan yang meningkat.
·
Hubungan
Antara Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran dan Inflasi
Dalam indikator ekonomi makro ada
tiga hal terutama yang menjadi pokok permasalahan ekonomi makro. Pertama adalah
masalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dapat dikategorikan baik jika
angka pertumbuhan positif dan bukannya negatif. Kedua adalah masalah inflasi.
Inflasi adalah indikator pergerakan harga-harga barang dan jasa secara umum,
yang secara bersamaan juga berkaitan dengan kemampuan daya beli. Inflasi
mencerminkan stabilitas harga, semakin rendah nilai suatu inflasi berarti semakin
besar adanya kecenderungan ke arah stabilitas harga. Namun masalah inflasi
tidak hanya berkaitan dengan melonjaknya harga suatu barang dan jasa. Inflasi
juga sangat berkaitan dengan purchasing power atau daya beli dari masyarakat.
Sedangkan daya beli masyarakat sangat bergantung kepada upah riil. Inflasi
sebenarnya tidak terlalu bermasalah jika kenaikan harga dibarengi dengan
kenaikan upah riil.
Masalah ketiga adalah pengangguran.
Memang masalah pengangguran telah menjadi momok yang begitu menakutkan khususnya
di negara-negara berkembang seperti di Indonesia. Negara berkembang seringkali
dihadapkan dengan besarnya angka pengangguran karena sempitnya lapangan
pekerjaan dan besarnya jumlah penduduk. Sempitnya lapangan pekerjaan
dikarenakan karena faktor kelangkaan modal untuk berinvestasi. Masalah
pengangguran itu sendiri tidak hanya terjadi di negara-negara berkembang namun
juga dialami oleh negara-negara maju.
E.
Pengertian
Uang
Pengertian
uang dibagi menjadi dua, yaitu: Pengertian uang dalam ilmu ekonomi tradisional
dan modern.
-
Pengertian
uang dalam ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang
dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat
diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan
jasa. Uang seperti ini disebut Uang Barang.
-
Sedangkan
dalam ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan
secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan
jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya bahkan untuk pembayaran hutang.
Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi uang sebagai alat penunda pembayaran.
F.
Teori
Uang dan Motif Memegang Uang
·
Teori
Uang
Teori nilai uang membahas
masalah-masalah keuangan yang berkaitan dengan nilai uang. Nilai uang menjadi
perhatian para ekonom, karena tinggi atau rendahnya nilai uang sangat
berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi. Hal ini terbukti dengan banyaknya
teori uang yang disampaikan oleh beberapa ahli. Teori uang terdiri atas dua
teori, yaitu teori uang statis dan teori uang dinamis.
1. Teori Uang
Statis
Teori uang statis atau disebut juga
“teori kualitatif statis” bertujuan untuk menjawab pertanyaan: apakah
sebenarnya uang? Dan mengapa uang itu ada harganya? Mengapa uang itu sampai
beredar? Teori ini disebut statis karena tidak mempersoalkan perubahan nilai
yang diakibatkan oleh perkembangan ekonomi. Yang termasuk teori uang statis
adalah:
-
Teori
Metalisme (Intrinsik) oleh KMAPP. Uang bersifat seperti barang, nilainya
tidak dibuat-buat, melainkan sama dengan nilai logam yang dijadikan uang itu.
Contoh: uang emas dan uang perak.
-
Teori
Konvensi (Perjanjian) oleh Devanzati dan Montanari. Teori
ini menyatakan bahwa uang dibentuk atas dasar pemufakatan masyarakat untuk
mempermudah pertukaran.
-
Teori
Nominalisme. Uang diterima berdasarkan nilai daya belinya.
-
Teori
Negara. Asal mula uang karena negara, apabila negara menetapkan apa yang
menjadi alat tukar dan alat bayar maka timbullah uang. Jadi uang bernilai
karena adanya kepastian dari negara berupa undang-undang pembayaran yang
disahkan.
2. Teori Uang
dinamis
Teori ini mempersoalkan sebab
terjadinya perubahan dalam nilai uang. Teori dinamis antara lain:
-
Teori
Kuantitas dari David Ricardo. Teori ini menyatakan bahwa kuat atau
lemahnya nilai uang sangat tergantung pada jumlah uang yang beredar. Apabila
jumlah uang berubah menjadi dua kali lipat, maka nilai uang akan menurun
menjadi setengah dari semula, dan juga sebaliknya.
-
Teori
Kuantitas dari Irving Fisher. Teori yang telah dikemukakan David
Ricardo disempurnakan lagi oleh Irving Fisher dengan memasukan unsur kecepatan
peredaran uang, barang dan jasa sebagai faktor yang memengaruhi nilai uang.
-
Teori
Persediaan Kas. Teori ini dilihat dari jumlah uang yang tidak dibelikan
barang-barang.
-
Teori
Ongkos Produksi. Teori ini menyatakan nilai uang dalam peredaran yang berasal
dari logam dan uang itu dapat dipandang sebagai barang.
·
Motif
Memegang Uang
Keynes dalam teori Preferensi Likuidasi
menjelaskan bahwa motif masyarakat dalam memegang uang ada 3 macam. Antara lain
:
1. Motif Transaksi
Pada pendekatan klasik, diasumsikan
bahwa tujuan setiap orang memegang uang adalah sebagai alat tukar. Keynes
menekankan komponen permintaan uang ditentukan oleh tingkat transaksi setiap
orang. Oleh karena itu, semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang maka
permintaan orang tersebut terhadap barang atau jasa semakin tinggi pula.
Permintaan uang untuk transaksi dipengaruhi oleh tinggi rendahnya tingkat
pendapatan nasional.
2. Motif Berjaga-jaga
Uang digunakan sebagai alat untuk
menghadapi ketidakpastian akan kebutuhan di masa mendatang. Keynes percaya
bahwa jumlah uang yang dijadikan alat untuk berjaga-jaga ditentukan oleh
banyaknya transaksi yang diekspektasikan di masa mendatang. Motif ini juga
dipengaruhi oleh tinggi rendahnya pendapatan nasional. Semakin tinggi
pendapatan seseorang, maka tingkat kesadaran terhadap masa depan akan semakin
tinggi. Kondisi masa depan yang tidak menentu akan mendorong orang untuk
melakukan motif ini. Hal tersebut akan membawa kebutuhan yang semakin tinggi
akan perlunya uang untuk berjaga. Secara aggregate semakin tinggi pendapatan
nasional, maka kebutuhan masyarakat terhadap uang untuk berjaga-jaga juga akan
semakin tinggi.
3. Motif Spekulatif
Keynes juga sependapat bahwa uang
merupakan alat ukur kekayaan. Sehingga salah satu alasan seseorang memegang
uang adalah untuk alasan spekulatif .
4. Untuk Mendapatkan Keuntungan / Berinvestasi
Arti spekulasi pada motif ini adalah
spekulasi dalam pembelian dan penjualan surat-surat berharga. Motif ini
dipengaruhi oleh tingkat suku bunga. Apabila tingkat suku bunga naik, maka
harga surat-surat berharga akan turun. Jadi naiknya tingkat suku bunga akan
menaikkan permintaan untuk spekulasi dan sebaliknya.
G.
Bank
Sentral dan Bank Umum
·
Bank
Sentral
Bank sentral merupakan bank yang
mengatur berbagai kegiatan yang berkaitan dengan dunia perbankan dan dunia
keuangan disuatu Negara. Bank sentral di Indonesia bernama Bank Indonesia yang
bertugas untuk:
1. Mengatur dan menjaga kestabilan nilai rupiah
2. Mendorong kelancaran produksi dan
pembangunan serta memperluas kesempatan kerja guna peningkatan taraf hidup
rakyat
Sebagai Bank Sentral, Bank Indonesia melakukan tugas sebagai
berikut:
1.
Bank Sirkulasi, yakni
mempunyai hak tunggal untuk mengedarkan uang kertas dan logam sebagai alat
pembayaran yang sah.
2.
Banker’snBank Bank
Sentral juga dianggap sebagai Bank-nya Bank.
3.
Lender of last resort.
BI dianggap juga pemberi pinjaman pada tingkat terakhir (kredit likuiditas
darurat).
Ciri-ciri Bank Sentral:
1. Lembaga yang tidak
mencari keuntungan
2. Kegiatan bank dikelola
oleh pemerintah
3. Bertindak sebagai
pengawas dan pembina bank
4. Dapat secara langsung
mempengaruhi kegiatan usaha bank
5. Mengeluarkan uang kertas
dan uang logam
6. Tidak memiliki saingan
7. Bertindak sebagai Lender
of The Last Resort bagi perbankan
8. Tidak melayani jasa
perbankan bagi individu dan perusahaan non-Lembaga Keuangan
·
Bank Umum
Bank Umum merupakan bank yang bertugas melayani seluruh jasa
– jasa perbankan dan melayani segenap lapisan masyarakat, baik masyarakat
perorangan maupun lembaga – lembaga lainnya.
Fungsi Bank-Umum secara lengkap adalah :
1.
Mengumpulkan dana
yang sementara menganggur untuk dipinjamkan pada pihak lain atau membeli surat
berharga.
2.
Mempermudah dalam
lalu lintas pembayaran uang.
3.
Menjamin keamanan
uang sementara tidak digunakan, misalnya menghindari risiko hilang, kebakaran,
dll.
4.
Menciptakan kredit,
yaitu dengan cara menciptakan demand deposit dari kelebihan cadangannya.
Ciri-ciri Bank Umum:
1. Merupakan badan usaha
yang mencari untung
2. Umumnya secara kuantitas
dimiliki dan dikelola oleh pihak swasta
3. Diawasi dan dibina oleh
bank sentral
4. Kegiatan operasinya
dipengaruhi oleh bank sentral
5. Hanya dapat menciptakan
uang giral
6. Melakukan persaingan
antar bank
7. Harus memiliki rekening
pada bank sentral
8. Melayani baik pribadi
maupun perusahaan (masyarakat) secara umum
H.
Kebijakan Moneter
Kebijakan Moneter adalah
langkah-langkah yang diambil penguasa moneter (Bank Sentral atau Bank
Indonesia) untuk memengaruhi jumlah uang yang beredar dan daya beli uang.
Kebijakan berasal dari kata bijak, ditambah dengan imbuhan ke-an. Kebijakan
artinya kepandaian atau kemahiran. Moneter artinya keuangan atau mengenai
keuangan. Jadi, menurut artinya katanya kebijakan moneter adalah kepandaian
mengenai keuangan.
Caranya dengan menggunakan
instrumen-instrumen kebijakan moneter seperti operasi pasar terbuka, kebijakan
diskonto, rasio cadangan minimum, batas maksimum pemberian kredit, dan moral
suasion. Melalui instrumen-instrumen tersebut akan terjadi perubahan jumlah
uang yang beredar. Perubahan jumlah uang ini pada akhirnya akan memengaruhi
kestabilan moneter agar lebih kondusif bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Keberhasilan kebijakan moneter biasanya diukur dari peningkatan kesempatan
kerja, perbaikan neraca pembayaran, dan kestabilan tingkat harga.
Sumber: